NAGREG,(GM)-Truk kontainer bermuatan bahan baku kulit seberat 20 ton, terguling dan melindas tiga buah mobil yang melaju dari arah berlawanan di sebuah turunan Jalan Raya Nagreg, bilangan Kp. Paslon-Kp. Pamuncatan RT 01/RW 19, Desa Ciherang, Kec. Nagreg, Kab. Bandung, Sabtu (29/5) sekitar pukul 22.30 WIB.
Peristiwa maut itu menyebabkan seorang pengemudi dan tujuh orang penumpang mobil Toyota Kijang kapsul warna hijau lumut nopol D 1187 UV, tewas seketika di lokasi kejadian. Sedangkan seorang penumpang lagi selamat, namun mengalami luka berat.
Selain itu, 7 orang penumpang Suzuki Carry nopol Z 1160 HE, ikut mengalami luka berat. Sementara mobil sedan Baleno nopol D 511 MN yang berpenumpang empat orang selamat, meski mobil yang mereka tumpangi sempat dihantam benturan kontainer.
Kedelapan korban tewas, Unang Hidayat (54), Teten Sumarni (42), Yuli Hendrayati (35), Rachmat Gani Noviar (19), Firna Adelia Oktaviani (14), semuanya warga Kp. Barulaksana, Gg. Wedana RT 03/RW 01, Desa Jayagiri, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat (KBB). Selanjutnya Cepi, Yuni (istri Cepi) dan anaknya Falidh, semuanya warga Desa Sukajaya, Kec. Parongpong, KBB.
Sedangkan penumpang Kijang yang selamat, Ajeng (15), warga Jln. Jatihandap, Cicaheum, Kota Bandung. Ajeng sempat dilarikan ke Puskesmas Cicalengka, karena mengalami luka sobek pada bagian telinga kanan, lecet di tangan kiri, dan mengalami shock berat.
“Keenam korban tewas, Teten, Unang, Falidh, Gani, Yuli, dan Yuni sempat dibawa dan diperiksa di Puskesmas Cicalengka. Namun akhirnya keenam jenazah dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sedangkan dua korban tewas lainnya, langsung dibawa ke RSHS Bandung,” kata petugas perawat Puskesmas Cicalengka, Siti Mulyani didampingi perawat lainnya, Hastin kepada wartawan, Minggu (30/5).
Begitu juga dengan tujuh korban luka-luka di dalam mobil Suzuki Carry, sempat dilarikan ke puskesmas. Mereka adalah Ny. Dede (38), Dedih (37), Anisa (5), Ny. Totoh (35), Yayan (37), Risna Ramadani (15), dan Ikin (39). Semuanya warga Desa Mandalagiri RT 09/RW 02 Leuwisari, Tasikmalaya.
Menurut sejumlah saksi mata, saat kejadian truk kontainer sedang melaju di turunan Jalan Raya Nagreg dari arah Bandung menuju Garut. Namun tiba-tiba truk terlihat oleng, lalu terguling melindas mobil Suzuki Carry, Kijang, dan sedan Baleno yang datang dari arah berlawanan.
“Awalnya kontainer menghajar Suzuki Carry, yang persis berada di bagian depan dan langsung terguling menimpa Kijang, lalu membentur mobil sedan Baleno yang ada di bagian belakang Kijang,” kata Husen (28) didampingi Dadi (35) dan Ojon (20) kepada wartawan di lokasi kejadian.
Ia mengatakan, pada jarak sekitar 50 meter sebelum menghajar tiga mobil, kontainer sempat oleng. “Setelah dihajar kontainer, mobil Carry mengalami rusak berat. Sedangkan mobil Kijang baru diketahui tertimpa kontainer, setelah terdengar suara wanita menangis. Ternyata di bawah kontainer ada mobil yang pejet dan hanya bagian belakang tempat korban selamat, yang terlihat masih utuh,” katanya sambil menyebutkan, mobil Kijang sempat terseret sejauh 30 meter.
Menurut Husen meniru ucapan sopir kontainer, Sriwidadi, saat melaju di turunan Jalan Raya Nagreg, ia sempat menggunakan gigi dua. Namun angin remnya sempat habis, diduga remnya lalu blong. “Sopir saat berada di rumah keluarga saya, sempat mengaku kesulitan mengendalikan setirnya. Akibatnya kontainer langsung menghajar tiga mobil yang berada di jalur berlawanan,” katanya.
Silaturahmi
Sementara itu, keluarga Unang Hidayat sebelum kejadian baru pulang mengunjungi keluarga istrinya, Iis Sulastari (56) di Pameungpek, Kab. Garut. Rombongan yang berangkat menggunakan dua mobil, yaitu Toyota Kijang yang dikemudikan Cepi Cahyana dengan penumpang 8 orang dan Toyota Avanza yang dikemudikan Dedi Priyadi (24) berpenumpang 7 orang.
Menurut Dedi Priyadi yang merupakan menantu Unang Hidayat, keberangkatan mereka ke Garut untuk silaturahmi, setelah dia melangsungkan pernikahan dengan Vera (anak Unang, red) tanggal 9 Mei lalu. Mereka berangkat dari Lembang, Jumat (28/5) usai salat subuh. Setelah menginap semalam di Pameungpeuk, rombongan berangkat lagi menuju Bandung, Sabtu (29/5) sekitar pukul 17.00 WIB.
“Rombongan yang ada dalam Avanza, yaitu orangtua, istri, ibu mertua, dan anggota keluarga saya lainnya. Sejak dari Pameungpeuk saya berada di belakang Toyota Kijang kapsul, yang berpenumpang bapak mertua, adik ipar serta kerabat dari keluarga istri,” kata Dedi yang ditemui usai pemakaman lima orang anggota keluarga Unang Hidayat di TPU Sirnarasa, Kp. Genteng, Desa Jayagiri, Kec. Lembang, KBB.
Namun Dedi yang terlihat masih shock, tidak bisa diwawancarai lagi. Kronologis kecelakaan maut itu pun dilanjutkan Odi Sanusi (58) orangtuanya. “Sebelum truk itu menimpa mobil keluarga Unang, terlebih dulu mengantam bagian belakang mobil Suzuki Carry yang kebetulan ada di depan Kijang. Hantaman keras itu menyebabkan mobil Carry terbalik. Di antara Toyota Kijang dan Suzuki Carry, saya melihat ada Honda CRV. Beruntung mobil itu bisa terhindar dari kecelakaan maut,” katanya.
Laju kontainer baru berhenti setelah terbalik. Jarak terbaliknya truk dengan Toyota Avanza yang ditumpangi Odi hanya sekitar 1 meter. “Begitu melihat laju truk tak terkendali, saya perintahkan Dedi untuk membanting setir ke kanan dengan maksud menghindari tabrakan,” katanya.
Upaya itu pun berhasil. Mobil mereka lolos dari maut. Namun baik Odi, Dedi, Vera maupun Iis, sama sekali tak mengira kalau truk tronton itu menimpa Toyota Kijang. Ia bersama anggota keluarga lainnya mengira, Kijang yang ditumpangi keluarga besannya terhindar dari kecelakaan. “Saya malahan membantu penumpang Suzuki Carry, karena memang pada waktu itu hanya mobil tersebut yang terlihat terbalik,” kata Odi.
Begitu sampai di jalan datar dekat kios Ubi Cilembu, Dedi mencoba menghubungi nomor telepon seluruh penumpang Toyota Kijang. Namun anehnya semua telepon dalam keadaan tidak aktif. “Saya dan Dedi tak menaruh curiga, akhirnya kami memutuskan melanjutkan kembali perjalanan,” katanya.
Odi sampai di rumah keluarga Unang di Kp. Barulaksana, RT 03/RW 01 Desa Jayagiri, Kec. Lembang, KBB, Minggu (30/5) sekitar pukul 01.00 WIB. Tadinya, rombongan yang ada di mobil Toyota Avanza mengira rombongan Kijang kapsul sudah tiba duluan.
Kecurigaan pun lalu muncul. Odi kemudian menelepon petugas kepolisian di Nagreg, yang menyebutkan kecelakaan itu melibatkan tiga kendaraan, yaitu truk tronton, Suzuki Carry, dan Toyota Innova. “Saya lalu menanyakan nopol Toyota Innova tersebut. Kemudian nomor itu saya berikan kepada anak saya untuk dicocokkan. Ternyata nopol D 1187 UV itu mobil milik besan saya, jenisnya bukan Toyota Innova tapi Toyota kapsul,” tuturnya.
Dimakam berdampingan
Sementara itu, suasana duka menyelimuti pemakaman lima orang korban kecelakaan lalu lintas di tanjakan Nagreg, Kab. Bandung. Kelima jenazah yang dimakamkan secara berdampingan di TPU Sirna Rasa, Kp. Genteng, Desa Jayagiri sekitar pukul 11.00 WIB itu, Unang Hidayat (54), Teten Sumarni (42), Yuli Hendrayati (35), Rachmat Gani Noviar (19), dan Firna Adelia Oktaviani (14).
Pembuatan liang lahatnya sendiri melibatkan banyak orang. Untuk mengangkut lima jenazah keluarga Unang ini, dikerahkan lima unit mobil ambulans. Isak tangis menyelimuti prosesi pemakaman yang juga dihadiri Bupati Bandung Barat Abubakar, Ketua DPRD Aa Umbara Sutisna, Camat Lembang Kusnindar serta beberapa orang kepala SKPD Kab. Bandung Barat.
Pada hari yang sama pemakaman juga dilakukan untuk tiga orang korban lainnya, Cepi, Yuni (istri Cepi), dan anaknya Falidh di TPU Desa Sukajaya, Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat.
Istri Unang Hidayat, Iis Sulastri dan anaknya Vera sempat beberapa kali tak sadarkan diri menghadapi cobaan berat itu. Saking tak bisa menahan kesedihan, Iis dan Vera tak ikut dalam proses pemakaman.
Sebelum dimakamkan, kelima jenazah disalatkan di Masjid Jami Asunah di Kp. Barulaksana, RT 03/RW 15. Ratusan pelayat ikut menyalatkan lima jenazah korban kecelakaan, sekaligus mengantarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir di TPU Sirna Rasa. Setelah mengikuti prosesi pemakaman, Abubakar kepada wartawan berjanji akan memberikan uang duka kepada keluarga korban. Pemberian uang duka ini sebagai bentuk belasungkawa seluruh jajaran Pemkab Bandung Barat atas musibah yang menimpa salah satu warganya.
Masih shock
Ajeng (15), warga Jln. Jatihandap RT 04/RW 09 No. 38 Kel. Jatihandap, Kec. Mandalajati, Kota Bandung, salah seorang korban selamat dari kecelakaan maut di Nagreg, masih terbaring lemah di kediamannya. Bahkan ia sempat mengalami shock susulan, setelah menyaksikan berita di televisi yang menyebutkan bahwa 8 orang kerabatnya tewas seketika.
Ayah korban, Abdulah Wahid (38) mengatakan, anak sulungnya masih trautama dengan kejadian tersebut. Padahal, beberapa saat setelah sampai di rumah Ajeng masih terlihat baik-baik saja. “Kami menjemput Ajeng di Puskesmas Cicalengka dan sampai rumah sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (30/5). Tidak ada hal yang mencurigakan dia tunjukkan pada kami, malahan dia sempat makan dan ngobrol kemudian dia pun istirahat di kamarnya,” katanya.
Namun tiba-tiba, lanjutnya, usai magrib, putrinya tersebut menangis menjadi-jadi setelah lihat pemberitaan di televisi. (B.105/B.104/ B.116)**